Rabu, 07 April 2010

Aku dan keberadaanku

Hari itu, orang jawa bilang 'nga-at pon' tanpa keterangan waktu yang pasti di suatu kampung kecil yang berada sekitar 25Km dari pusat kota 'Ngayojakarto hadiningrat' telah dilahirkan ke dunia sesosok 'jabang' bayi lelaki yang sebelumnya telah ditumbuh-kembangkan oleh Sang Pencipta pada rahim Ibunda tercinta selama kurang lebih 'sangang sasi'.
Suara tangisannya yang kuat memecah keheningan para pelipur yang tengah menunggui Ibunda tercinta dalam berjihad untuk sang generasi penerus kehidupan.
Sungguh itu adalah salah satu bentuk kejadian yang telah ditentukan oleh Sang Maha Kuasa jauh sebelumnya dan bahkan menurut beberapa referensi ada di 'kitab' yang disebut 'Lauhful Mahfud'.
Sang jabang bayi merah tersebut akhirnya diberi nama oleh ayah-bundanya "dwi hartono" dan diumumkannya pada hari 'puputan' kegiatan 'lek-lek-an' kelahiran jabang bayi. Dwi sebagai perlambang bahwa sang jabang bayi adalah anak nomor dua. Hartono punya makna dan pengertian yang banyak dan beragam.
Pertama Hartono adalah gabungan dari potongan suku kata 2 presiden Indonesia yang dikenal saat itu yaitu Suharto dan Sekarno. Sehingga penamaan Hartono dimaksudkan agar sang jabang bayi dapat menjadi pemimpin sebagaimana sang presiden pertama dan kedua dari negara
kepulauan Indonesia.
Kedua Hartono juga berasal dari kata Harta dan Ono. Jadi penamaan Hartono ditujukan agar kelak menjadi orang yang mampu dan diberi kelimpahan harta benda.
Atau bisa juga Hartono itu berasal dari kata Harta dan No (bahasa inggris yang berarti tidak) dengan maksud agar si anak tidak menjadi orang yang lupa diri dan mabuk diri karena diberi harta yang melimpah.
Kemungkinan lain asal muasal nama Hartono adalah Haji, Art, Ono. Sehingga makna yang diimpikan buat si anak agar kelak dapat menjadi Haji yang mabrur dan juga memiliki jiwa seni. Maklumlah sang ayah adalah seorang pelukis.
Semua ada baik dan benarnya. Sebagai seorang generasi penerus, saya sangat setuju dengan angan dan impian baik dan mulia dari para leluhur yang ditujukan kepada para pewarisnya melalui simbol dan kode nama.
Mungkin itulah makna dan terjemahan pepatah "apakah arti sebuah nama". Bukannya nama tidak punya arti. Tapi setiap nama punya arti dan makna yang pasti besar bagi yang membuatnya.
Begitu juga kita... manusia... yang telah diciptakan oleh 'Sang Kholiq' melalui proses panjang dan penuh ilmu pengetahuan... pasti punya tujuan dan maksud yang besar.
Dalam sebuah 'kitab agung' yang dikenal dengan nama 'Al Quranul Karim' khususnya pada pasal yang menceritakan tentang penciptaan manusia yaitu Surah Al Baqoroh ayat 30-31 disebutkan sebagai berikut:
Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" (QS:2-30)
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya (QS:2-31)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," (QS:2-34).
Ya. manusia diciptkan untuk menjadi pemimpin di muka bumi, menjadi yang disegani dan dihormati bahkan oleh para pembantu 'Sang Khaliq' karena ilmu dan pengetahuannya yang luas. Bumi adalah suatu tempat yag sangat indah di dunia ini. Bumi juga dilengkapi dengan berbagai hal yang menjadi sumber kebutuhan hidup manusia.
Namun begitu, 'Sang Khaliq' juga tidak membiarkan manusia berlaku seenaknya sendiri. Sang khaliq mengeluarkan aturan agar manusia jangan melampauinya. Selain itu Sang Khaliq juga menciptakan kelompok pembangkang "iblis' untuk menggoda manusia agar melupakan aturan yang telah ditetapkan Sang Khaliq. Inilah rintangan keidupan nyata bagi manusia. Mampukah mereka berada dalam koridor aturan Sang Khaliq? Ataukah karena kelemahannya, manusia menjadi terlena oleh bujukan 'iblis' sehingga berani melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Sang Khaliq? Bagi manusia yang melanggar tentulah Sang Khaliq akan memberikan hukuman padanya.
Berikut salah satu petikan cerita lanjutan dari kisah penciptaan manusia pada kitab Al Quran tersebut : Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim". Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (QS:2-35-36)
Hukuman bukannya tidak berbatas waktu. Sifat agung Sang Khaliq juga memberikan peluang dan kesempatan bagi manusia yang bersalah untuk bertobat dengan cara tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar pada aturan Sang Khaliq.
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang (QS:2-37)

Itulah sepenggal kisah tentang penciptaanku dan untuk apa aku ada....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar