Rabu, 07 April 2010

Bagaimana menyikapi kanak-kanak

Konon, menurut para tetua : di kala aku masih kecil - mungkin belum genap usia 5 tahun, aku sangat bandel dan nakal. Sering ngegangguin orang-orang. Aku sendiri sudah lupa akan peristiwa-peristiwa itu.

Katanya aku pernah nendang orang hamil. Katanya pula aku suka merokok 'tembakau lintingan'. Yang remang-remang kuingat adalah kenakalanku saat naruh plastik berisi air diranting pohon yang menjulur ke jalan sehingga bisa kutumpahin ke pengguna jalan.

Menurut pengetahuan, pada dasarnya kenakalan atau keisengan seseorang (khususnya yang masih anak-anak) adalah merupaka perwujudan dari rasa keingintahuan atau bentuk 'trial' atas sesuatu yang baru dilihatnya untuk meyakinkan hal tersebut dalam pemikirannya.

Dengan demikian sebenarnya tidak ada yang perlu ditakuti apabila suatu saat kelak kita harus menemui perilaku anak yang relatif aneh atau tidak wajar menurut persepsi kita. Tentu saja sepanjang perilaku tersebut masih dalam koridor yang bisa ditolerir (tidak menimbulkan resiko besar dan atau membahayakan).

Apakah anda pernah membaca kisah Musa. Dimana Musa yang kala itu masih bayi begitu menyulitkan Fir'aun sebagai Bapak angkatnya (tidak mau disusui) dan Musa ketika kanak-kanak memilih untuk memakan bara api sehingga menyebabkan lidahnya terluka sehingga sedikit mengganggu tugasnya dalam berdakwah.

dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlulbait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?". (QS:28-12)

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun. (QS:26-12-13)

Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu). (QS:25-35)

Anak-anak adalah anugerah Sang Maha Kuasa kepada para orang tua. Namun anak-anak juga menjadi batu ujian, cobaan dan bahkan bisa menjadi lawan.

Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, (QS:26-113)

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia (QS: 18-46)

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS:8-28)

Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (QS:9-55, 85)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS: 63-9)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS:64-14)

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS:64-15)

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, (QS: 26-88)

Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikit pun (untuk menolong) mereka dari adzab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS: 58-17)

Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfaat bagimu pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS:60-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar