Aku muai menempuh pendidikan dasar pada tahun 1982. Ketika itu tahun ajaran baru masih dimulai bulan Januari. Jadi kalau dihitung usiaku sekitar 6 tahun kurang 2 bulan.
Tempat aku sekolah berada di Kampung Srandakan yang berjarak kurang lebih 1 KM dari rumah orangtua-ku. Walau ibuku seorang pengajar di SD tersebut, namun saya selalu berangkat sekolah sendiri atau kadang bersama kawan-kawan. Ketika masih duduk di 1 s/d 3 aku menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Setelah kelas 4 barulah orangtua-ku mengijinkanku untuk berangkat ke sekolah dengan naik sepeda.
Waktu itu program-program pemerintah sudah mulai disinergikan antar kementrian ataupun departemen. Salah satunya adalah program kementrian/ departemen kesehatan yang disinergikan dengan kementrian/ departemen pendidikan.
Salah satu program sinergi yang kuingat adalah kegiatan vaksinasi di sekolah dasar. Kejadian itu terjadi ketika aku masih duduk di kelas 1. Hal yang paling kuingat adalah rasa takut ketika akan disuntik. Wajarlah seorang bocah takut. Yang menjadi 'key success' adalah 'bagaimana seorang guru bisa mengendalikan sejumlah anak agar para bocah tersebut dapat terkurangi rasa takutnya ketika akan disuntik'.
Pagi hari itu, ketika program vaksinasinasi akan mulai dilakukan untuk para anak kelas 1 dan 2, sebagian besar dari anak-anak - karena begitu takutnya kena suntik pak 'mantri kesehatan' mulai menangis, sembunyi dan bahkan ada yang mencoba melarikan diri.
Aku yang ketika itu memilih opsi mencoba melarikan diri akhirnya dapat ditangkap oleh pak guru dan kemudian dibawa ke ruangan untuk kemudian disuntik dengan serum oleh pak mantri kesehatan. Akhirnya aku menangis juga.
Menghilangkan rasa takut adalah suatu proses yang harus dilatih secara dini agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi seorang yang pemberani. Mengenalkan karakter pemberani kepada anak-anak dapat ditempuh dengan berbagai upaya. Mengajak dan menemani seorang anak untuk berjalan-jalan di daerah yang gelap atau cenderung dianggap menakutkan; tidak menakut-nakuti seorang anak dengan tokoh-tokoh yang cenderung dipersepsi menakutkan seperti hantu, setan dan lain-lain; mengenalkan seorang anak dengan tokoh pemberani dan pejuang pembela kebenaran; dan lain-lain.
Ayo kita jadikan anak-anak kita menjadi anak yang hebat dan pemberani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar