Kamis, 08 April 2010

Bergaul dengan kawan-kawan

Masa kanak-kanak adalah masa yang benar-benar indah. Penuh permainan, canda dan gelak tawa. Aktivitas coba-mencoba, berpetualang, mencari kawan pergaulan dan seabrek hal yang menarik untuk dikenang.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa lingkungan pergaulan seorang anak manusia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Lingkungan terkecil adalah bersama keluarga dengan orang tua dan saudara/ kawan serumah. Selanjutnya lingkungan akan meluas ke saudara, tetangga sekitar, kemudian ke teman sekolah.

Inilah implementasi konsep "mutualisme simbiosme" dalam kehidupan atau teori "manusia sebagai makhluk sosial". Manusia tidak bisa hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. Mereka saling membutuhkan, saling mendukung/ mengisi.

Dalam pergaulan kadang terjadi friksi dan pertentangan. Ada yang hany terbatas pada bentuk argumentasi saja. Namun tidak sedikit pula yang harus terlibat pada aktivitas "ngenengake" atau bahkan sampai sikap extrem perkelahian phisik.

Dahulu kala ketika aku masih sekolah di SD, aku pernah mengalami pertengkaran dengan teman sekolah. Bahkan kami sempat sedikit adu phisik. Syukur itu bisa kita selesaikan dengan baik kembali.

Kejadian serupa juga sempat kualami ketika aku sekolah di SMP. AKu sempat adu mulut dengan pelajar dari SMP tetangga. Hampir saja aku dikeroyok oleh kelompok dia. Alhamdulillah ada teman di SMP tersebut yang membantuku dengan memberitahu para calon pengeroyok tersebut bahwa aku adalah temannya dan mengatakan "Jangan ganggu dia ya, ntar kalian harus menghadapi aku".

Begitulah dalam pergaulan ada juga susah senangnya. Ada yang bisa berubah jadi lawan, ada pula yang tetap menjadi sahabat setia.

1 komentar:

  1. jaga selalu hatimu ya pak dhe. a gym atau seventeen. baik sangka dan kepercayaan untuk tujuan symbiosis mutualisme.

    BalasHapus