Selasa, 13 April 2010

Membalik Energi Negatif

Dalam wacana kehidupan kita senantiasa dihadapkan pada 2 hal yang berlawanan yang berujung pada kutup negatip dan positip, seperti ‘langit dengan bumi’, baik dengan buruk’, ‘jujur dengan dusta’, ‘iman dengan ingkar’, dllnya.

Kadang pikiran kita bertanya, kenapa sesuatu yang berkorelasi dengan ‘negatip’ harus ada atau diadakan? Bahkan kecenderungan menunjukkan yang ‘negatip’ itu cenderung lebih mudah untuk muncul dan menyeruak dalam kehidupan kita. Seperti inikah dunia yang harus kita jalani…? Pikiran atau statemen ‘negatip’ tersebut muncul sebagai akibat dari diagnosa atas berbagai tanda dan gejala yang ada.

Namun perlu disadari bahwa sesuai referensi tertinggi dari sang penguasa alam semesta sebagaimana telah didokumentasikan dalam literatur technology samawi, statetem ‘negatip’ diatas tidaklah benar adanya. Bahkan cenderung bertentangan dengan kaidah prinsip yang ada sebagaimana tersurat pada Bab 3 ayat 191 (Ali Imron 191) dan Bab 49 ayat 12 (Al Hujurat 49) :

  • (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
  • Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik kepadanya.

Agar kita dapat melakukan pembelajaran atas hal-hal yang kita pandang negatif untuk selanjutnya dibalikkan menjadi yang positip, kami akan memulai dari kajian tentang jumlah kosa kata ‘negatip’ dibandingkan ‘positip’ pada literatur tertinggi yang telah diturunkan oleh yang Maha Agung.

Tabel.1 Perbandingan hasil pencarian jumlah kata

No

Kata Positip

Jumlah

Kata Negatip

Jumlah

1

Surga

175

Neraka

243

2

Iman

26

Ingkar

27

Percaya

24

Yakin

29

Ragu

24

3

Mukmin

97

Kafir

439

Muslim

7

Musyrik

51

Hanif

2

Munafik

53

Dzalim

184

5

Amal

143

Menipu

8

Amal Salih

56

Merusak

10

Menganiaya

36

4

Jujur

2

Dusta

32

Bohong

12

Penipu

4

5

Baik

383

Buruk

78

Jelek

3

Jahat

30

Dari tabel di atas terlihat adanya pengulangan atas kata-kata baik itu yang berkonotasi negatip maupun positip. Apa maksudnya? Apakah untuk menunjukkan bahwa itu semua adalah merupakan hukum alam yang harus diterima, dipatuhi dan dijalankan? Ataukah ada maksud lain yang harus kita kaji, pelajari dan dalami dari kacamata jiwa, hati dan pikiran yang bersih dan suci?

  • Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu. (Al Fath 23)
  • Demikianlah kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan yang mengakibatkan orang-orang musyrik mengatakan: “Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab)”, dan supaya Kami menjelaskan Al Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui. (Al An’aam 105)
  • Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur’an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari (nya). (Al Israa’ 89)
  • Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Al Kahfi 54)

Untuk mendapatkan kajian yang lebih komprehensif, kami akan mencoba mengambil beberapa contoh kejadian nyata di alam semesta yang dilakukan oleh sahabat kita sang tumbuhan ataupun sang sungai…

1 komentar: