Bagi anak sekolah belajar adalah merupakan makanan utama yang harus selalu dipenuhi secara rutin setiap hari. Belajar bagi anak sekolah bisa dalam bentuk dan forum formal seperti di kelas sekolahan dan belajar non formal yang dapat ditempuh melalui belajar mandiri di rumah atau bersama guru les privat atau melalui lembaga les pendidikan.
Belajar secara formal di sekolahan sangat diperlukan agar si anak memperoleh sertifikat kelulusan yang memang masih menjadi isu utama dalam proses rekrutmen tenaga kerja. Adapun belajar secara non formal ditujukan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan diri agar mampu meraih prestasi yang lebih baik di tingkat pendidikan formal maupun untuk implementasi ke depan.
Dalam proses pembelajaran, maka 'key' suksesnya adalah kesiapan seorang pembelajar, content, timing, media dan juga nara sumber (mentor).
Belajar melalui lembaga 'les' pendidikan memang lebih tersetruktur. Tapi perlu cost extra dan alokasi waktu yang tetap. Untuk belajar melalui les privaf, waktu lebih bisa diatur, tapi cost biasanya venderung lebih mahal karena nara sumber (mentor) harus mendatangi lokasi/ rumah si pembelajar. Yang paling flexibel dan murah adalah belajar mandiri.
Dalam proses belajar mandiri, maka siswa/ pelajar dituntut untuk mendisiplinkan diri dan konsisten serta selalu berusaha semaksimal mungkin menerapkan 3 pilar belajar sebagaimana pernah saya sampaikan pada uraian yang berjudul "Semua pelajaran adalah mudah".
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka orang tua perlu menerapkan 'cek and recek' baik kepada si anak ataupun kepada nara sumber (mentor) tentang perkembangan penguasaan si anak akan konten yang dipelajari. Kenapa? Karena pada setiap metode pendidikan non formal tersebut seorang anak kadang mengambil kesempatan untuk melarikan diri atau bersembunyi dari tugas utamanya. Ketika mereka menempuh les melalui lembaga pendidikan, mereka hanya sekedar untuk bermain dengan teman-teman atau untuk hal lainnya. Ketika si anak belajar melalui mentor privat, si anak merasa terkekang dengan pola si mentor atau si anak menjadi kurang 'lawan'. Atau ketika si pembelajar belajar mandiri, maka itu semua hanya sekedar membuka agar terlihat ada aktifitas belajar.
Dengan demikian keberhasilan dalam belajar sangat ditentukan oleh beberapa faktor :
1. "anak yang senang", tidak merasa terkekang/ terbebani yang diserta pendisiplinan (keteraturan) diri dan semangat maju/ ingin tahu/ ingin paham
2. "pengawasan orang tua" melalui aktivitas cek and rechek di semua titik kritis khususnya tentang pemahaman/ penguasaan content
3. "kualitas mentor" pada pembelajaran melalui les, khususnya tentang metode belajar mengajar yang diterapkan yang menyenangkan dan memudahkan bagi si anak untuk dipahami
4. "kualitas content" sangat diperlukan agar penalaran/ penguasaan si anak menjadi semakin komprehensif
5. pemilihan "Waktu" yang tepat agar si anak merasa santai tapi tetap serius
Aku sendiri selama ini belajar melalui model mandiri karena bisa hemat biaya dan waktu yang flexibel. Apalagi sekarang pustaka ada di mana-mana. Soft copy informasi tersebar luas di dunia maya. buku asli dan copy-an begitu mudah didapatkan di toko buku, pasar buku maupun kawan-kawan.
Selamat memilih metode pembelajaran yang tepat bagi anda dan keluarga. Semoga sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar