Aku menjejakkan kaki pertama kali di kota Surabaya sekitar tahun 1995. Kala itu aku masih bertugas di Kepuluan Riau. Kedatanganku di Surabaya untuk menghadiri acara yang digelar sebuah perusahaan telekomunikasi yang cukup besar di Indonesia.
Aku tidak begitu ingat, di mana aku tinggal waktu itu. Seingatku lokasi adalah perkampungan yang padat penduduk dengan gang-gang kecil disekitar rumah.
Setelah itu aku sempat beberapa kali ke Surabaya untuk kegiatan seperti rapat atau pelatihan. Namun volumenya bisa dihitung dengan jari.
Setelah isyu kepindahanku ke Surabaya tidak terwujud, kini di awal 2010, aku harus menjalani roda kehidupan kota hiu dan buaya untuk waktu yang tidak aku ketahui lamanya. Tapi aku ingin dan berharap jangan terlalu lama. Syukur-syukur tidak sampai setahun aku sudah kembali ke area Jateng dan DIY.
Dalam pemikiranku, kota Surabaya merupakan kota terbesar ke-2 setelah Jakarta. Tidak terlalu besar namun juga tidak kecil.
Lalu lintas pada pagi dan sore hari terlihat macet di beberapa ruas jalan yang menuju luar kota atau area pemukiman penduduk.
Selama di Surabaya aku tinggal di sekitar Ketintang. Sebuah area pemukiman yang cukup padat penduduk. Di situ juga terdapat kantor perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, perguruan tinggi UNES (Universitas Negeri Surabaya), beberapa mall besar, stasiun kereta api, dan lain-lain.
Semoga dikabulkan.
BalasHapus