Banjarmasin adalah ibukota Propinsi Kalimantan Selatan yang berjarak sekitar 50 km dari bandar udara Banjar Baru. Perjalanan darat dari bandara hingga kota Banjarmasin ditempuh selama kurang lebih 30-45 menit.
Fasilitas akomodasi seperi transportasi darat, perhotelan, restoran tersedia mencukupi di Kota .Transportasi sungai juga masih bisa dinimkati karena masih merupakan alternatif media transportasi di kota ini. Salah satu hal yang menarik adalah adanya Pasar Apung, yaitu kegiatan jual beli yang dilakukan di sungai besar dengan menggunakan media penempatan barang jualan di atas perahu. Termasuk juga warung makan soto kalimantan, dan lainnya
Tidak jauh dari Banjarbaru terletaklah kota Martapura yang terkenal sebagai pusat tambang batu dan kerajinan masyarakat Kalimantan Selatan seperti kain, mandau, dan lain-lain.
Media bagi semua manusia yang mengharapkan pencerahan, kemajuan dan jalan sukses di masa depan. Penuh kisah yang syarat hikmah untuk menjadi tauladan. Komprehensif dengan referensi akurat dan bertanggung jawab.
Rabu, 14 Juli 2010
Pesisir Selatan
Untuk mencapai kota Painan - ibukota Kabupaten Pesisir Selatan, kita dapat melakukan perjalanan dengan mobil dari Kota Padang ke arah selatan sekitar 1 hingga 2 jam. Keindahan saat memasuki Kota Painan adalah adanya pohon-pohon kelapa yang berjajar rapi dan jika ada angin akan terlihat goyangannya seperti pada lagu "nyiur melambai".
Sebagian wilayah Pesisir Selatan merupakan perbukitan. Penduduknya sebagian hidup sebagai petani, nelayan dan sebagian lainnya adalah para pekerja.
Dari kota Painan, kita dapat bergerak ke arah Padang atau Bukit Tinggi melalui jalur yang berbeda. Pemandangan dan keindahan danau akan dapat kita saksikan di sepanjang perjalanan tersebut.
Sebagian wilayah Pesisir Selatan merupakan perbukitan. Penduduknya sebagian hidup sebagai petani, nelayan dan sebagian lainnya adalah para pekerja.
Dari kota Painan, kita dapat bergerak ke arah Padang atau Bukit Tinggi melalui jalur yang berbeda. Pemandangan dan keindahan danau akan dapat kita saksikan di sepanjang perjalanan tersebut.
Tanjung Batu
Kota Tanjung Batu berada di sebelah tengara Tanjung Pinang di selatan Tanjung Balai Karimun. Kota ini terletak di Pulau yang bernama Kundur.
Untuk mencapai kota ini kita dapat menggunakan feri dari Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun dan juga Batam. Perjalanan laut dari ketiga titik tersebut memakan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam.
Tanjung Batu cukup berkembang karena di situ juga terdapat satuan polisi air.
Kota Tanjung Batu terletak di pinggir lautan.
Untuk mencapai kota ini kita dapat menggunakan feri dari Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun dan juga Batam. Perjalanan laut dari ketiga titik tersebut memakan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam.
Tanjung Batu cukup berkembang karena di situ juga terdapat satuan polisi air.
Kota Tanjung Batu terletak di pinggir lautan.
Dabo Singkep
Dabo Singkep adalah kota lama yang berada di kawasan pulau Singkep. Kota ini pada beberapa dekade tahun 1960-1970 berkembang cukup pesat karena adanya kekayaan alam yang berupa tambang batubara dan timah.
Kota ini dapat kita capai dengan menggunakan kapal feri dari Kota Tanjungpinang selama kurang lebih 3 jam perjalanan laut.
Seperti kebanyakan pulau-pulau yang ada di kawasan Kepulauan Riau, penduduk Dabo Singkep terdiri atas etnis melayu, china, padang dan jawa.
Kehidupan dan pemukiman sudah tidak lagi terkonsentrasi di tepian sungai/ selat atau laut, tapi sudah menyebar dan berkembang hingga ke tengah pulau walau tingkat kepadatannya masih rendah.
Sekitar tahun 1990-an kegiatan penambangan mulai berhenti. Hal ini mengakibatkan berbagai aktifitas dan keramaian kehidupan di Dabo Singkep ikut mengalami penyurutan.
Kota ini dapat kita capai dengan menggunakan kapal feri dari Kota Tanjungpinang selama kurang lebih 3 jam perjalanan laut.
Seperti kebanyakan pulau-pulau yang ada di kawasan Kepulauan Riau, penduduk Dabo Singkep terdiri atas etnis melayu, china, padang dan jawa.
Kehidupan dan pemukiman sudah tidak lagi terkonsentrasi di tepian sungai/ selat atau laut, tapi sudah menyebar dan berkembang hingga ke tengah pulau walau tingkat kepadatannya masih rendah.
Sekitar tahun 1990-an kegiatan penambangan mulai berhenti. Hal ini mengakibatkan berbagai aktifitas dan keramaian kehidupan di Dabo Singkep ikut mengalami penyurutan.
Moro
Moro adalah sebuah pulau yang berada di antara Tanjung Pinang dan Tanjung Balai Karimun. Apabila kita melakukan perjalanan dengan speed boat atau feri dari Tanjung Pinang ke Tanjung Balai Karimun atau sebaliknya maka kita akan singgah sebentar di pulau ini.
Saya pernah mengunjungi pulau ini sekitar tahun 1994 ketika melakukan pembangunan proyek telekomunikasi untuk akses ke pelanggan dengan menggunakan perangkat radio plus kabel.
Masyarakat moro sebagian besar adalah nelayan yang tinggal di pinggiran laut/ selat yang ada di sekitar pulau ini. Kala itu aku tinggal di Moro bersama beberapa orang tenaga kerja untuk kurun waktu kurang lebih 2 minggu hingga 1 bulan.
Moro masih merupakan bagian dari wilayah Kepulauan Riau dari dulu hingga sekarang.
Saya pernah mengunjungi pulau ini sekitar tahun 1994 ketika melakukan pembangunan proyek telekomunikasi untuk akses ke pelanggan dengan menggunakan perangkat radio plus kabel.
Masyarakat moro sebagian besar adalah nelayan yang tinggal di pinggiran laut/ selat yang ada di sekitar pulau ini. Kala itu aku tinggal di Moro bersama beberapa orang tenaga kerja untuk kurun waktu kurang lebih 2 minggu hingga 1 bulan.
Moro masih merupakan bagian dari wilayah Kepulauan Riau dari dulu hingga sekarang.
Selasa, 13 Juli 2010
Tanjung Balai Karimun
Tanjung Balai Karimun merupakan sebuah kota yang terletak di Pulau Karimun - sebuah pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Batam. Untuk mencapai pulau ini kita dapat menempuh jalur laut (dari arah timur dengan feri dari Batam, Tanjungpinang; dari barat dengan feri dari Pekanbaru, Dumai dari selatan dengan feri dari Tanjung Batu, dari utara dengan feri dari Singapura, Malaysia).
Aku sering mengunjungi kota ini pada rentang waktu sekitar tahun 1994-2002 ketika masih berdinas di Tanjung Pinang dan Batam.
Tanjung Balai Karimun pada awal mulanya merupakan kota kecamatan yang menginduk ke Kabupaten Kepulauan Riau. Kini setelah Kepulauan Riau dimekarkan menjadi propinsi, maka Tanjung Balai Karimun juga berkembang menjadi Kabupaten.
Keistemewaan Tanjung Balai Karimun adalah karena di kota ini terdapat kantor wilayah bea cukai.
Aku sering mengunjungi kota ini pada rentang waktu sekitar tahun 1994-2002 ketika masih berdinas di Tanjung Pinang dan Batam.
Tanjung Balai Karimun pada awal mulanya merupakan kota kecamatan yang menginduk ke Kabupaten Kepulauan Riau. Kini setelah Kepulauan Riau dimekarkan menjadi propinsi, maka Tanjung Balai Karimun juga berkembang menjadi Kabupaten.
Keistemewaan Tanjung Balai Karimun adalah karena di kota ini terdapat kantor wilayah bea cukai.
Tarempa
Tarempa adalah sebuah kota kecamatan yang ada di sekitar laut lepas china selatan. Untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui jalur laut menggunakan kapal Pelni atau melalui jalur udara ke Pulau Matak dan dilanjutkan jalur laut dengan feri/ speed boat atau kapal nelayan.
Kunjunganku ke Tarempa pada tahun 1997 adalah melalui jalur udara dari Tanjungpinang dengan menggunakan pesawat jenis CS yang berawak sekitar 10 orang. Penerbangan ke Matak dari Tanjungpinang ditempuh sekitar 1 jam. Pesawat yang kami tumpangi terbang cukup rendah di atas lautan sehingga pemandangan indah selama perjalanan dan juga saat akan mendarat begitu jelas terlihat. Warna hijau laut dan keindahan pulau-pulau kecil begitu menyejukkan mata.
Dari Matak aku melanjutkan perjalanan ke Tarempa dengan menggunakan speedboat milik Bapak Camat Tarempa yang kebetulan juga akan menuju ke Tarempa sehabis rapat dengan Bupati Kepulauan Riau.
Naik speedboad melewati perairan laut lepas benar-benar beresiko besar. Speedboad yang hanya berisi 5 orang hampir saja tergoleng karena menerjang kayu yang kebetulan muncul di depan speed. Untunglah sang nahkoda bisa mengendalikannya sehingga kami dapat sampai di Tarempa dengan selamat.
Setelah selesai tugas di Tarempa aku kembali ke Matak dan selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Jakarta Halim Perdana Kusuma dengan menggunakan pesawat milik perusahaan Conoco (perusahaan perminyakan yang beroperasi di Matak) .
Ranai
Aku mengunjungi Ranai sekitar tahun 1997 bersama seorang wartawan yang ditugaskan perusahaan dari Jakarta. Perjalanan ke Ranai kami lakukan melalui jalur udara dari Kota Tanjungpinang dengan pesawat foker 28 selama kurang lebih 1-2 jam.
Bandar udara yang ada di Ranai merupakan bandar udara militer dengan landasan yang tidak terlalu panjang tapi cukup untuk mendaratkan pesawat yang kami tumpangi.
Waktu itu Ranai masih merupakan ibukota kecamatan Natuna - sebuah pulau besar yang berada di ujung timur laut kabupaten Kepulauan Riau sekitar perairan lautan lepas china selatan serta berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat/ Malaysia Timur.
Ranai atau Natuna mencuat namanya karena rencana pengelolaan kandungan gas alam cair (LNG) yang sangat besar yang dikandung oleh perairan Natuna oleh perusahaan besar exxon mobil.
Kawasan darat Ranai masih banyak merupakan area hutan atau tanah bergambut. Pemukiman penduduk masih jarang.
Bandar udara yang ada di Ranai merupakan bandar udara militer dengan landasan yang tidak terlalu panjang tapi cukup untuk mendaratkan pesawat yang kami tumpangi.
Waktu itu Ranai masih merupakan ibukota kecamatan Natuna - sebuah pulau besar yang berada di ujung timur laut kabupaten Kepulauan Riau sekitar perairan lautan lepas china selatan serta berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat/ Malaysia Timur.
Ranai atau Natuna mencuat namanya karena rencana pengelolaan kandungan gas alam cair (LNG) yang sangat besar yang dikandung oleh perairan Natuna oleh perusahaan besar exxon mobil.
Kawasan darat Ranai masih banyak merupakan area hutan atau tanah bergambut. Pemukiman penduduk masih jarang.
Bekasi
Sebagai kota penyangga dari metropolitan Indonesia Jakarta, maka geliat kehidupan Bekasi begitu terasa. kesibukan lalu lintas sudah terasa dari situasi gelap di subuh hingga gelap di malam hari. Trafik lalu lalang kendaraan keluar masuk menuju dan dari Jakarta begitu meramaikan Kota Bekasi yang berada di sisi timur Jakarta.
Kedatanganku untuk sekedar tinggal dan bermalam di kota ini adalah sekitar tahun 1999 saat aku, ibu dan beberapa anggota keluarga terbatas mengantar saudara untuk melaksanakan pernikahan di Jakarta. Waktu itu aku masih berangkat dari Batam bersama istri dan anakku yang kira-kira berumur sekitar sembilan bulan menuju Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang.
Kami tinggal dan bermalam di rumah saudara istriku yang berada di Bekasi selama kurang lebih sehari semalam saja. Setelah slesai acara pernikahan, kami segera kembali ke Jogja melalui pantai utara Jawa dengan menggunakan mobil sederhana dengan waktu tempuh semalaman.
Kedatanganku untuk sekedar tinggal dan bermalam di kota ini adalah sekitar tahun 1999 saat aku, ibu dan beberapa anggota keluarga terbatas mengantar saudara untuk melaksanakan pernikahan di Jakarta. Waktu itu aku masih berangkat dari Batam bersama istri dan anakku yang kira-kira berumur sekitar sembilan bulan menuju Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang.
Kami tinggal dan bermalam di rumah saudara istriku yang berada di Bekasi selama kurang lebih sehari semalam saja. Setelah slesai acara pernikahan, kami segera kembali ke Jogja melalui pantai utara Jawa dengan menggunakan mobil sederhana dengan waktu tempuh semalaman.
Senin, 12 Juli 2010
Bali
Kata Bali sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bukan saja orang Indonesia, tapi para pelancong dari luar negeripun tahu dan mengenal kata Bali. Bali merupakan sebuah pulau propinsi yang berada di sebelah timur pulau Jawa dan menjadi obyek wisata tingkat dunia karena keindahan wisata pantai, gunung dan berbagai obyek wisata Hindu.
Untuk mencapai pulau ini kita dapat menempuh melalui udara - karena di Bali tersedia bandara yang berskala internasional, maupun melalui jalan darat bercampur laut
Untuk mencapai pulau ini kita dapat menempuh melalui udara - karena di Bali tersedia bandara yang berskala internasional, maupun melalui jalan darat bercampur laut
Bukit Tinggi
Jam Gadang yang berarti jam yang besar, demikian salah satu maskot Kota Bukit Tinggi. Kota ini terletak di sebelah timur Kota Padang dan masih termasuk bagian dari Propinsi Sumatra Barat. Sesuai dengan namanya, kota ini berada di area perbukitan yang menjadi bagian dari bukit barisan - jejeran perbukitan yang ada di Pulau besar Sumatra.
Hawa dingin dan sejuk kota ini terasa di sekujur badan begitu kita sampai di sana. Pemandangan indah lembah dan ngarai di sekitar kota menjadikan Bukit Tinggi menjadi obyek wisata yang sangat menarik bagi para pecinta alam. "Ngarai Sianok" dengan gua japan dan berbagai obyek lainnya menghiasi kawasan kota Bukit Tinggi dan sekitarnya.
Obyek wisata di sekitar kota Bukit Tinggi yang dapat kita kunjungi antara lain adalah danau Singkarak, istana Pagaruyung, Pasar atas.
Untuk mencapai Bukit Tinggi kita harus menempuh jalan darat menggunakan bus atau mobil dari Padang atau Pekanbaru sekitar 3 jam
Hawa dingin dan sejuk kota ini terasa di sekujur badan begitu kita sampai di sana. Pemandangan indah lembah dan ngarai di sekitar kota menjadikan Bukit Tinggi menjadi obyek wisata yang sangat menarik bagi para pecinta alam. "Ngarai Sianok" dengan gua japan dan berbagai obyek lainnya menghiasi kawasan kota Bukit Tinggi dan sekitarnya.
Obyek wisata di sekitar kota Bukit Tinggi yang dapat kita kunjungi antara lain adalah danau Singkarak, istana Pagaruyung, Pasar atas.
Untuk mencapai Bukit Tinggi kita harus menempuh jalan darat menggunakan bus atau mobil dari Padang atau Pekanbaru sekitar 3 jam
Tembilahan
Tembilahan merupakan ibukota Kabupaten Indragiri Hilir yang berada di sisi tenggara Pekanbaru. Untuk mencapai kota ini bisa ditempuh melalui jalur darat dari Pekanbaru. Aku sendiri saat melancong ke kota Tembilahan menempuh jalur laut menggunakan feri dari Pulau Batam kemudian menuju Tanjung Batu dan beberapa pulau kecil hingga akhirnya sampai di Kota Tembilahan.
Geografis daerah tembilahan dominan bergambut, agak berbeda dengan kota-kota lain yang ada di kawasan kawasan kepulauan seperti Batam, Tanjungpinang, Tanjung Balai Karimun. Dengan texture tanah seperti itu, maka pemukiman penduduk banyak yang masih menggunakan model panggung.
Untuk tinggal selama masa kunjungan, maka kita bisa memanfaatkan beberapa wisma, penginapan, motel hingga hotel yang berskala agak besar.
Dumai
Dumai merupakan pintu gerbang daratan Sumatra ataupun pintu gerbang kawasan kepulauan di timur Sumatra. Oleh karena itu sudah selayaknya apabila Dumai memiliki pelabuhan laut untuk sandar feri terminal dan juga terminal bus di sisi lainnya.
Tidak jauh dari Kota Dumai terdapat area pengeboran minyak bumi yang dikelola oleh PT Caltex.
Kala masih berdinas di Kepulauan Riau, dan ada tugas ke Medan, aku sering naik feri menuju Dumai dan selanjutnya naik bis menuju Medan. Demikian pula sebaliknya saat aku harus kembali ke Kepulauan Riau setelah masa tugas usai.
Secara hirarki pemerintahan, Dumai masih termasuk wilayah Propinsi Riau
Pekanbaru
Keramaian kota Pekanbaru sebagai ibukota Propinsi Riau setara dengan kota-kota ibukota yang ada di Sumatra seperti Padang.
Pekanbaru berada di tengah-tengah Pulau Sumatra yang terbentang dari Aceh hingga Bandar Lampung. Untuk mencapai Kota Pekanbaru dapat ditempuh melalui perjalanan udara, darat dan juga laut/ sungai yang semuanya sudah pernah saya tempuh. Menaiki pesawat terbang dari Padang atau Batam, jalan darat dari Dumai, Medan, Padang serta melalui laut/ sungai dari Batam.
Hal yang menarik saat mengunjungi Pekanbaru dari arah barat melalui jalur darat adalah adanya kelok sembilan - jalan berkelok-kelok di perbukitan sebelum Kota Pekanbaru. Sementara untuk jalur sungai adalah pemandangan yang menarik dari Sungai besar yang membelah bagian tengah Pulau Sumatra.
Saya beberapa kali ke Pekanbaru untuk acara rapat yang digelar oleh perusahaan tempat saya bekerja selain juga untuk keperluan refreshing atau sekedar lewat karena akan menuju kota lain setelah Pekanbaru.
Minggu, 11 Juli 2010
Medan
Perjalanan dan menikmati kehidupan kota Medan pernah aku alami untuk yang pertama kali sekitar tahun 1996 selama kurang lebih 1 bulan lamanya. Waktu itu aku tinggal di daerah Abdullah Lubis, mess perusahaan tempat aku bekerja.
Tahun 1997 aku juga harus mengikuti pelatihan untuk tingkat penyelia selama kurang lebih 2 minggu di Kota Medan. Namun, lokasi tempat kami menginap cukup jauh letaknya dari pusat bisnis Kota Medan, yaitu sekitar 10 km.
Kota Medan sebagai Ibukota Propinsi Sumatra Utara relatif hampir sama dengan beberapa kota di Jawa seperti Bandung, Jogja atau Semarang.
Pusat perekonomian seperti mall, perhotelan, perkantoran, perbankan relatif bisa ditelusuri dalam waktu yang singkat.
Jalan-jalan di Kota Medan juga tidak terlalu macet.
Tahun 1997 aku juga harus mengikuti pelatihan untuk tingkat penyelia selama kurang lebih 2 minggu di Kota Medan. Namun, lokasi tempat kami menginap cukup jauh letaknya dari pusat bisnis Kota Medan, yaitu sekitar 10 km.
Kota Medan sebagai Ibukota Propinsi Sumatra Utara relatif hampir sama dengan beberapa kota di Jawa seperti Bandung, Jogja atau Semarang.
Pusat perekonomian seperti mall, perhotelan, perkantoran, perbankan relatif bisa ditelusuri dalam waktu yang singkat.
Jalan-jalan di Kota Medan juga tidak terlalu macet.
Surabaya
Aku menjejakkan kaki pertama kali di kota Surabaya sekitar tahun 1995. Kala itu aku masih bertugas di Kepuluan Riau. Kedatanganku di Surabaya untuk menghadiri acara yang digelar sebuah perusahaan telekomunikasi yang cukup besar di Indonesia.
Aku tidak begitu ingat, di mana aku tinggal waktu itu. Seingatku lokasi adalah perkampungan yang padat penduduk dengan gang-gang kecil disekitar rumah.
Setelah itu aku sempat beberapa kali ke Surabaya untuk kegiatan seperti rapat atau pelatihan. Namun volumenya bisa dihitung dengan jari.
Setelah isyu kepindahanku ke Surabaya tidak terwujud, kini di awal 2010, aku harus menjalani roda kehidupan kota hiu dan buaya untuk waktu yang tidak aku ketahui lamanya. Tapi aku ingin dan berharap jangan terlalu lama. Syukur-syukur tidak sampai setahun aku sudah kembali ke area Jateng dan DIY.
Dalam pemikiranku, kota Surabaya merupakan kota terbesar ke-2 setelah Jakarta. Tidak terlalu besar namun juga tidak kecil.
Lalu lintas pada pagi dan sore hari terlihat macet di beberapa ruas jalan yang menuju luar kota atau area pemukiman penduduk.
Selama di Surabaya aku tinggal di sekitar Ketintang. Sebuah area pemukiman yang cukup padat penduduk. Di situ juga terdapat kantor perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, perguruan tinggi UNES (Universitas Negeri Surabaya), beberapa mall besar, stasiun kereta api, dan lain-lain.
Semarang
Kota Semarang terletak di Pantura (pantai utara) pertengahan Pulau Jawa. Kota ini merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah.
Sekitar tahun 1992, aku mengunjungi kota ini dengan menggunakan kendaraan roda 2. Tujuan kunjunganku bukan untuk sekedar bermain, tapi juga untuk mengikuti tes seleksi menjadi karyawan sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Waktu itu, aku yang masih kuliah di Gadjah Mada.
Setelah hampir 10 tahun merantau keluar Jawa, akhirnya aku menginjakkan kakiku lagi di Kota Semarang dan tinggal untuk sekitar 7 tahun lamanya.
Makanan khas Kota Semarang adalah lumpia dan wingko babat.
Keramaian Kota Semarang masih sekelas dengan Jogja atau Bandung. Pusat perdagangan dan bisnis yang tercermin dalam mall/ super market bisa dihitung dengan jari. Demikian pula gedung perkantoran, perbankan, pendidikan. Semuanya lebih banyak terpusat di kawasan Simpang Lima.
Sekitar tahun 1992, aku mengunjungi kota ini dengan menggunakan kendaraan roda 2. Tujuan kunjunganku bukan untuk sekedar bermain, tapi juga untuk mengikuti tes seleksi menjadi karyawan sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Waktu itu, aku yang masih kuliah di Gadjah Mada.
Setelah hampir 10 tahun merantau keluar Jawa, akhirnya aku menginjakkan kakiku lagi di Kota Semarang dan tinggal untuk sekitar 7 tahun lamanya.
Makanan khas Kota Semarang adalah lumpia dan wingko babat.
Keramaian Kota Semarang masih sekelas dengan Jogja atau Bandung. Pusat perdagangan dan bisnis yang tercermin dalam mall/ super market bisa dihitung dengan jari. Demikian pula gedung perkantoran, perbankan, pendidikan. Semuanya lebih banyak terpusat di kawasan Simpang Lima.
Batam
Sebuah pulau di sisi utara Indonesia yang berbatasan secara langsung dengan Singapura dan secara khusus telah dikembangkan oleh BJ Habibi menjadi area "otorita khusus" pada beberapa dekade yang telah lalu. Walaupun kini Batam hanya menjadi bagian dari Propinsi Riau Kepulauan, namun geliat pembangunan dan kehidupan tidak jauh berkurang.
Dalam kisah perjalanan hidup, saya pernah merasakan tinggal di Batam sekitar 3-4 tahun, khususnya di lingkungan Sekupang dan Baloi.
Sekupang merupakan kota lama Batam yang dilengkapi dengan pelabuhan laut dan beberapa komplek perkantoran. Sedangkan Baloi berada tidak jauh dari pusat hiruk pikuk kota Batam Nagoya-Jodoh dan Batam Center.
Tanah kemerahan dengan kadar Bauksit tinggi merupakan ciri khas daerah Riau Kepulauan, termasuk Kota Batam. Sedikitnya pepohonan menjadikan Batam terasa panas di siang maupun malam.
Untuk mencapai Kota Batam, kita bisa menggunakan alat transportasi laut dan udara. Bandar Udara Hang Nadim, merupakan bandara udara internasional dengan panjang landasan sekitar 5000 m. Pelabuhan laut antar kabupaten/ propinsi maupun lintas negara yang berupa pelabuhan speed/ kapal feri banyak tersedia di Batam. Tercatat ada pelabuhan laut Sekupang, Batam Center, Harbour B (Lubuk Baja), Nongsa. Selain itu Sekupang juga difungsikan untuk pelabuhan laut kapal penumpang sekelas Pelni.
Rabu, 07 Juli 2010
Tanjungpinang
Sebuah kota kecil yang berada di sebuah pulau bernama Bintan yang terletak di wilayah kepulauan Riau Sumatra.
Januari 1994, pesawat foker 28 membawaku terbang dari kota Padang dan mendarat di bandara udara yang berjarak sekitar 14km dari kota Tanjungpinang. Saat itu Tanjungpinang masih merupakan ibukota dari Kabupaten Kepulauan Riau yang wilayahnya terbentang dari Dabo Singkep (Pulau Singkep) di sebelah selatan, Tanjung Balai Karimun (Pulau Karimun) dan Tanjung Batu di sebelah barat serta Ranai (Natuna) di sebelah timur.
Kini Tanjungpinang sudah membesar dan berfungsi sebagai pusat Ibukota Propinsi Kepulauan Riau.
Untuk mencapai kota ini bisa juga ditempuh melalui jalur laut dari Jakarta (sandar di pelabuhan Kijang), dari Batam, Singapura (sandar di pelabuhan Tanjungpinang) dan juga dari kota-kota kecil lainnya yang ada di sekitar Tanjungpinang.
Aku berada di Tanjungpinang untuk jangka waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Beberapa titik yang paling lama kusinggahi antara lain area Bakar Batu (di batu 2-3), A Yani dan Sutami (di Batu 4), Yos Sudarso.
Di kota Tanjungpinang tinggal berbagai etnis, seperti Melayu, Padang, Batak, Jawa, China, dll. Kebudayaan Jawa masih bisa dilihat dan dinikmati di kota ini, karena adanya komunitas orang jawa khususnya Pacitan. Festival wayangan dan reyogan paling tidak setahun sekali digelar.
Kota yang cukup ramai di sekitar tanjungpinang adalah Kijang yang berjarak sekitar 25km dan Tanjung Uban yang berjarak sekitar 90km. Selain itu kini telah berkembang Kota Satelit di km 10 dan Kota industri di Lobam dan pariwisata di Lagoi (sekitar 100km dari Tanjung pinang).
Hal lain yang menarik adalah adanya peninggalan kerajaan melayu Riau yaitu masjid Penyengat yang konon ceritanya salah satu tiangnya dibangun dari campuran cangkang telur.
Padang
Ibukota Propinsi Sumatra Barat - Padang merupakan kota pertama di luar jawa yang aku tinggali untuk beberapa waktu lamanya sesuai dengan SK penempatan yang diterbitkan oleh Direktur SDM Telkom saat itu.
Aku mencapai kota Padang melalui perjalanan darat yang kutempuh sekitar 3 hari 2 malam dari Jawa. 1 Desember 1993 merupakan tonggak bersejarah awal karierku di Telkom.
Begitu tiba di Padang aku langsung menuju rumah orang tua kawanku - Honesty Basyir untuk numpang menginap selama di sana.
Waktu itu aku ditugaskan di unit Pembangunan Kandatel Padang selama kurang lebih 1 bulan.
Setelah tu kunjungan ke Padang adalah dalam kerangka tugas ke kantor Wilayah untuk rapat atau kegiatan pelatihan.
Cianjur
Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Barat yang terkenal akan hasil pertanian berasnya.
September 1993 adalah awal sejarah aku mengunjungi kota ini. Kala itu aku ke Cianjur untuk tugas OJT (On the Job Training) program pendidikan dan pelatihan orientasi sarjana karyawan Telkom angkatan II tahun 1993.
OJT di Kantor Telkom Cianjur kulaksanakan bersama 3 teman, kalau tidak salah namanya adalah Sasmita, Rohananda dan Hartanto. Waktu OJT yang seharusnya kutempuh selama 1 bulan hanya dapat kujalani selama 2 minggu, karena setelah itu aku harus pulang ke kampung berhubung ayahku secara tiba-tiba dipanggil oleh Allah swt.
Cianjur, sebagian daerahnya merupakan area perbukitan dengan hawa yang sejuk dan segar.
September 1993 adalah awal sejarah aku mengunjungi kota ini. Kala itu aku ke Cianjur untuk tugas OJT (On the Job Training) program pendidikan dan pelatihan orientasi sarjana karyawan Telkom angkatan II tahun 1993.
OJT di Kantor Telkom Cianjur kulaksanakan bersama 3 teman, kalau tidak salah namanya adalah Sasmita, Rohananda dan Hartanto. Waktu OJT yang seharusnya kutempuh selama 1 bulan hanya dapat kujalani selama 2 minggu, karena setelah itu aku harus pulang ke kampung berhubung ayahku secara tiba-tiba dipanggil oleh Allah swt.
Cianjur, sebagian daerahnya merupakan area perbukitan dengan hawa yang sejuk dan segar.
Bandung
Pertama kali aku mengenal dan menginjakkan kaki di kota Bandung adalah sekitar tahun 1991 saat aku duduk di bangku kuliah akhir semester 6.
Tujuan aku ke Bandung adalah untuk menjalani Kerja Praktek di IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) milik pemerintah RI. Waktu itu aku ditugaskan untuk membantu salah Divisi yang ada di IPTN yang bernama Divisi PMTP (Pengembangan Metode dan Teknologi Pesawat).
Selama menjalani kerja praktek, aku tinggal tidak jauh dari lokasi IPTN. Cukup menyeberang pintu alternatif aku sudah sampai di tempat kos.
Kali kedua aku datang ke kota Bandung adalah saat aku harus menjalani tes akhir wawancara dengan manajemen Telkom, karena aku berhasil melewati tahapan-tahapan tes rekruitmen karyawan melalui pola ikatan dinas.
Saat itu sekitar tahun 1992 saat aku duduk di awal semester 8 masa kuliahku.
Setelah menyelesaikan kuliah, maka pada bulan Juli 1993 aku menginjakkan kakiku yang ketiga kalinya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 3 bulan. 1 bulan di pusat pendidikan militer AD Cimahi dan 2 bulan di Geger Kalong.
Setelah itu aku ke Bandung untuk beberapa kegiatan seperti pelatihan.
Langganan:
Postingan (Atom)