Rabu, 07 Juli 2010

Tanjungpinang

Sebuah kota kecil yang berada di sebuah pulau bernama Bintan yang terletak di wilayah kepulauan Riau Sumatra.
Januari 1994, pesawat foker 28 membawaku terbang dari kota Padang dan mendarat di bandara udara yang berjarak sekitar 14km dari kota Tanjungpinang. Saat itu Tanjungpinang masih merupakan ibukota dari Kabupaten Kepulauan Riau yang wilayahnya terbentang dari Dabo Singkep (Pulau Singkep) di sebelah selatan, Tanjung Balai Karimun (Pulau Karimun) dan Tanjung Batu di sebelah barat serta Ranai (Natuna) di sebelah timur.
Kini Tanjungpinang sudah membesar dan berfungsi sebagai pusat Ibukota Propinsi Kepulauan Riau.
Untuk mencapai kota ini bisa juga ditempuh melalui jalur laut dari Jakarta (sandar di pelabuhan Kijang), dari Batam, Singapura (sandar di pelabuhan Tanjungpinang) dan juga dari kota-kota kecil lainnya yang ada di sekitar Tanjungpinang. 
Aku berada di Tanjungpinang untuk jangka waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Beberapa titik yang paling lama kusinggahi antara lain area Bakar Batu (di batu 2-3), A Yani dan Sutami (di Batu 4), Yos Sudarso.
Di kota Tanjungpinang tinggal berbagai etnis, seperti Melayu, Padang, Batak, Jawa, China, dll. Kebudayaan Jawa masih bisa dilihat dan dinikmati di kota ini, karena adanya komunitas orang jawa khususnya Pacitan. Festival wayangan dan reyogan paling tidak setahun sekali digelar.
Kota yang cukup ramai di sekitar tanjungpinang adalah Kijang yang berjarak sekitar 25km dan Tanjung Uban yang berjarak sekitar 90km. Selain itu kini telah berkembang Kota Satelit di km 10 dan Kota industri di Lobam dan pariwisata di Lagoi (sekitar 100km dari Tanjung pinang).
Hal lain yang menarik adalah adanya peninggalan kerajaan melayu Riau yaitu masjid Penyengat yang konon ceritanya salah satu tiangnya dibangun dari campuran cangkang telur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar